Kenal Allah Dulu, Baru Hidup Gak Goyang: Panduan Tauhid Buat Pemula

Tauhid itu ilmu paling keren yang (anehnya) sering dilupakan. Yuk belajar ilmu tauhid versi ringan tapi dalam, cocok buat kamu yang baru mulai jalan.

 

Ilustrasi seorang muslim yang mencari jati diri menjadi hamba Allah. (Foto: created by AI/Freepik).


Perspektif Islam --- Di tengah hiruk pikuk dunia modern, seringkali kita sibuk mengejar ilmu pengetahuan, karier, atau bahkan popularitas, namun melupakan satu ilmu yang menjadi pondasi utama dalam Islam: ilmu tauhid. Tauhid bukan sekadar teori tentang ketuhanan, tetapi dasar dari seluruh bangunan iman dan amal seorang Muslim.


Dalam artikel ini, kita akan mengenal dasar-dasar ilmu tauhid secara ringan namun mendalam, lengkap dengan landasan dari Al-Qur’an, Hadits, dan pandangan para ulama.


1. Apa Itu Ilmu Tauhid?

Secara bahasa (etimologi), tauhid berasal dari kata wahhada-yuwahhidu, yang berarti “menjadikan satu” atau “meng-esa-kan”. Maksudnya adalah mengetahui bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Sedangkan, secara syar’i (terminologi), para ulama mendefinisikan ilmu tauhid sebagai:

“Ilmu yang membahas tentang aqidah-aqidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.” (Imam As-Sanusi dalam Umm al-Barahin)

Dengan kata lain, ilmu tauhid adalah pengetahuan yang memampukan kita meyakini Allah dengan benar, dan memahami apa yang wajib, mustahil, dan boleh bagi Allah dan para rasul-Nya.


2. Apa Saja yang Dipelajari dalam Ilmu Tauhid?

Objek kajian tauhid terbagi menjadi tiga bagian utama:

• Tentang Dzat Allah dan Sifat-Nya, yaitu membahas sifat-sifat Allah seperti Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan sebagainya. Juga tentang sifat yang mustahil bagi Allah, seperti butuh, lemah, atau mati.

• Tentang Rasul-Rasul-Nya, yakni sifat-sifat wajib bagi para nabi seperti jujur, amanah, menyampaikan wahyu, dan kecerdasan. Serta sifat mustahil dan sifat yang boleh bagi mereka.

• Tentang Hal-Hal Ghaib (Sam’iyyat) seperti surga, neraka, malaikat, hari kiamat, dan sebagainya, yang diterima melalui wahyu. Sebagaimana dasar mempelajari tauhid, sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ 

Artinya: "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah." (QS. Muhammad: 19).


3. Buah dan Manfaat Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid bukan hanya teori, tapi membawa dampak besar bagi jiwa:

• Membawa kepada Ma’rifatullah, yaitu mengenal Allah dengan benar.

• Menjadi jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

• Membentengi diri dari kesesatan, seperti ateisme, syirik, dan bid’ah akidah. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

مَن مات يشهدُ أن لا إلهَ إلا اللهُ دخَل الجنةَ

Artinya: "Barang siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan selain Allah, maka dia akan masuk surga." (HR. Muslim).


4. Kenapa Ilmu Tauhid Itu Penting dan Mulia?

Ilmu tauhid adalah ilmu paling mulia karena:

• Ia membahas tentang Dzat Allah dan para rasul-Nya.

• Ia menjadi dasar dari diterimanya semua amal. Tanpa tauhid, amal sebanyak apa pun tak bernilai.

Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyatakan: “Ilmu yang paling utama adalah ilmu tentang Allah, karena kemuliaan suatu ilmu tergantung pada objek yang dikajinya.”


5. Siapa Pelopor Ilmu Tauhid?

Dua tokoh besar yang meletakkan dasar disiplin ilmu tauhid secara sistematis adalah:

• Imam Abu Hasan al-Asy’ari (w. 935 M, Bashrah), yang menjadi tokoh utama aliran Ahlussunnah wal Jama’ah.

• Imam Abu Mansur al-Maturidi (w. 944 M, Samarkand), pelopor dari mazhab Maturidiyyah.

Keduanya berjuang menegakkan aqidah Islam yang lurus, dan menjawab tantangan pemikiran menyimpang di zamannya.


6. Apakah Mempelajari Ilmu Tauhid Itu Wajib?

Ya, hukumnya wajib ‘ain (wajib atas setiap individu) bagi semua orang mukallaf, baik laki-laki maupun perempuan. Karena tidak ada keislaman tanpa tauhid.

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Wajib atas setiap Muslim dan Muslimah untuk mengetahui apa yang menjadikan sah dan rusaknya aqidah.”


7. Apa Saja Topik dalam Ilmu Tauhid?

Secara umum, pembahasannya meliputi: 

• Hal-hal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan Rasul.

• Dalil-dalil rasional dan naqli (wahyu) untuk memperkuat keyakinan.

• Perkara sam’iyyat, seperti azab kubur, sirath, mizan, dan lain-lain.

Ilmu ini juga disebut ilmu kalam, karena banyak menggunakan argumen rasional untuk memperkuat keyakinan.


Penutup: Saatnya Mengenal Allah Lebih Dekat

Ilmu tauhid bukan hanya untuk para ustadz, santri, atau akademisi. Setiap dari kita (khususnya generasi muda) harus menjadikannya bekal dalam meniti kehidupan. Kenalilah Allah sejak dini, maka hidupmu akan terarah dan hatimu akan tenang. Mulailah dari dasar, teruslah belajar, dan jadikan ilmu tauhid sebagai cahaya dalam menapaki jalan keabadian.

Penulis: M Rufait Balya