Ternyata Al-Qur’an Udah Jelasin Keadilan Jauh Sebelum Kita Ribut di Medsos! | Perspektif Islam

Keadilan itu bukan tren baru. Yuk lihat gimana Al-Qur’an bahas soal adil—bahkan buat orang yang kita benci sekalipun. 👇🏼👇🏼


Al-Qur'an sebagai petunjuk umat manusia untuk 
berbuat adil. (Foto: iStock).


Perspektif Islam --- Keadilan itu penting banget! Siapa sih yang nggak pengen diperlakukan adil? Tapi tahu nggak sih, dalam Islam, keadilan itu bukan cuma sekadar fair dalam pertandingan atau adil bagi teman-teman dekat aja, tapi lebih luas lagi—bahkan terhadap orang yang kita nggak suka sekalipun.


Nah, di sinilah menariknya pendekatan tafsir tematik. Ini adalah cara memahami Al-Qur’an dengan ngumpulin semua ayat yang ngomongin satu tema tertentu—dalam hal ini, keadilan alias al-‘adl. Jadi kita nggak cuma lihat satu ayat doang, tapi bener-bener nyusun puzzle dari berbagai potongan ayat buat dapetin gambaran yang utuh.


Apa Itu Tafsir Tematik?

Bayangin kamu bikin skripsi atau esai bertema "keadilan". Kamu nggak bakal ambil kutipan dari satu sumber aja kan? Nah, tafsir tematik tuh kayak gitu. Pendekatan ini ngumpulin semua ayat yang bahas keadilan, baik secara langsung (kayak ayat yang menyebut kata ‘adl atau qisṭ) atau secara nggak langsung. Terus dianalisis deh dari segi makna, alasan turunnya, dan gimana para ulama menafsirkannya—baik yang zaman dulu maupun sekarang.


Yuk, Lihat Contoh Ayatnya

Beberapa ayat yang jadi highlight soal keadilan antara lain:

Pertama, Adil merupakan suatu kebajikan, dan sikap pertengahan antara lahir dan batin. Sebagaimana firman Allah SWT berikut, QS. An-Nahl: 90,

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat." (QS. An-Nahl: 90). Di sini jelas banget bahwa perintah berlaku adil datang langsung dari Allah. Ini bukan sekadar anjuran, tapi perintah serius.


Sedangkan, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, menyampaikan sebuah riwayat dari Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil.” (An-Nahl: 90) Yakni mengucapkan persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Lain pula dengan Sufyan ibnu Uyaynah, ia mengatakan bahwa istilah adil dalam ayat ini ialah sikap pertengahan antara lahir dan batin bagi setiap orang yang mengamalkan suatu amal karena Allah ﷻ. 


Kedua, Surat Al-Maidah ayat 8 menekankan pentingnya keadilan universal sebagai prinsip yang harus diterapkan dalam berbagai interaksi sosial, tanpa terpengaruh oleh perasaan pribadi atau perbedaan pandangan. Simak firman Allah SWT berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْاۗ اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." 


Secara tidak langsung, Ayat ini ngingetin kita bahwa keadilan itu harus dijaga, bahkan kalau kita lagi emosi atau nggak suka sama seseorang. Di samping itu, kata Quraish Shihab, ayat 8 surat al-Maidah di atas juga menjelaskan bahwa adil lebih dekat pada sikap takwa. Dalam ajaran Islam, keadilan menjadi substansi utama. Nah ini berbeda jika ada agama yang menjadikan kasih sebagai tuntunan an nilai tertinggi, Islam tidak demikian.

 

Sikap kasihan, menurutnya, bisa berdampak buruk jika tidak ditempatkan dengan adil, misalnya dalam konteks penegakan hukum. Ketika seseorang melakukan pelanggaran yang berat, kasih tidak boleh menghalangi keadilan untuk menjatuhkan hukuman yang setimpal. Dengan demikian, keadilan harus diutamakan sebagai prinsip dasar dalam menegakkan hukum dan menjalankan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. (Al-Misbah, [Ciputat: Lentera Hati, 2002], jilid III, halaman 42).


Ketiga, Dalam konteks konflik sosial, ayat ini ngajarin bahwa keadilan jadi cara buat mendamaikan dua pihak yang berseteru. Sebagaimana penjelasan dalam Surat Al-Hujurat ayat 9, yang menggambarkan perdamaian sebagai solusi untuk menyelesaikan konflik. Allah berfirman:

وَاِنْ طَاۤئِفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰ هُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۖفَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

Artinya: "Jika ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang lain, perangilah (golongan) yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), damaikanlah keduanya dengan adil. Bersikaplah adil! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil." (QS. Al-Hujarat: 9).


Menurut Imam Thabari dalam kitab Tafsir Jami’ul Bayan Jilid XXII (Makkah, Darul Tarbiyah wa Turats, tt.: 292),  ayat ini menegaskan pentingnya mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.

 

Setiap mukmin memiliki tanggung jawab untuk menjadi penengah ketika ada konflik di antara sesama.  Seruan kepada hukum Allah ini mencakup semua keputusan yang ada di dalamnya, baik yang dirasa menguntungkan maupun yang memberatkan kedua belah pihak. 


Lebih jauh lagi, menurut Imam Thabari, penyelesaian konflik harus dilakukan berdasarkan keadilan, bukan atas dasar kepentingan pribadi atau golongan. Keadilan ini diwujudkan dengan mengikuti hukum Allah yang mencakup kepentingan bersama dan memberikan hak secara proporsional kepada masing-masing pihak.


Kenapa Ini Relevan Buat Kita?

Sering kali kita mikir bahwa keadilan itu urusan hakim, pengadilan, atau pemerintah. Padahal, Al-Qur’an ngajarin kalau setiap Muslim harus menjunjung tinggi nilai adil—mulai dari hal kecil kayak nggak pilih kasih ke teman, sampai berani ngomong jujur walau itu pahit.


Di zaman sekarang, saat banyak isu sosial, konflik, bahkan hoaks yang bikin kita gampang terpancing emosi, nilai keadilan ini makin penting. Jangan cuma adil buat circle kita aja—tapi juga untuk semua, bahkan yang beda pendapat sama kita.


Jadi, Apa Kesimpulannya? 

Konsep keadilan dalam Al-Qur’an itu luas dan mendalam. Dengan pendekatan tafsir tematik, kita bisa lihat betapa pentingnya keadilan dalam semua aspek hidup—dari personal sampai sosial. Dan yang keren, Al-Qur’an ngajarin kita buat tetep adil, bahkan saat emosi lagi meledak-ledak. Kalau kamu pengen jadi pribadi bertakwa, mulailah dari hal sederhana: berlaku adil dalam setiap keputusan, tindakan, dan penilaian.


Referensi keren yang dipakai:

• Al-Qur’an al-Karim

Tafsir al-Mishbah – M. Quraish Shihab

Tafsir Jami’ul Bayan – Imam Thabari

Tafsir al-Qur’an al-Azhim – Imam Ibnu Katsir

Kalau kamu suka bahas-bahas tema Qur’ani yang relevan sama kehidupan modern, stay tuned terus ya! Bisa jadi, ayat yang kamu baca hari ini adalah jawaban atas masalah yang kamu hadapi.