Siwak: ‘Sikat Gigi’ Ala Nabi yang Bikin Malaikat Kagum! | Perspektif Islam
Perspektif Islam --- Pernah nggak sih kamu dengar kata “siwak”? Mungkin bayanganmu langsung tertuju pada batang kecil seperti ranting pohon yang biasa dipakai membersihkan gigi. Ya, siwak memang begitu. Tapi tahukah kamu bahwa benda kecil ini punya kedudukan besar dalam ajaran Islam?
Di tengah maraknya sikat gigi elektrik dan pasta gigi rasa mint, siwak sering dilupakan, padahal ada banyak keutamaan yang dijelaskan dalam hadits dan kitab para ulama. Nah, yuk kita bahas tuntas soal hukum bersiwak dan hal-hal seru seputarnya, khususnya buat kamu yang pengen hidup makin dekat dengan sunnah!
Apa Itu Siwak?
Siwak (السِّوَاك) adalah alat pembersih mulut yang berasal dari dahan atau akar pohon tertentu, yang paling terkenal adalah pohon Salvadora persica (pohon arak). Di zaman Nabi Muhammad ﷺ, siwak sudah digunakan sebagai alat kebersihan gigi dan mulut.
Hukum Bersiwak: Sunnah atau Wajib?
Mayoritas ulama menyatakan bahwa bersiwak hukumnya sunnah mu’akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Artinya, kalau dilakukan dapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa, tapi sayang banget kalau dilewatkan.
Dalil-Dalil Tentang Bersiwak
Berkenaan dengan dalil bersiwak Rasulullah ﷺ bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي، لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
Artinya: "Jika tidak memberatkan bagi umatku, maka aku akan menyuruh mereka untuk bersiwak setiap shalat". (HR Abu Dawud). Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan penggunaan siwak, sampai-sampai beliau ingin mewajibkannya kalau tidak takut memberatkan umat.
Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
Artinya: "Siwak itu membersihkan mulut dan diridhai oleh Allah." (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Ibnu Majah). Ini bukan cuma soal kesehatan gigi, tapi juga soal mendapatkan ridha Allah. Keren, kan?
Kapan Waktu yang Dianjurkan untuk Bersiwak?
Bersiwak bisa dilakukan kapan saja, tapi ada beberapa momen yang sangat dianjurkan, sebagaimana keterangan Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Qasim dalam Fathul Qorib:
وَهُو أَيْ السِّوَاكُ (فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا) مِنْ غَيْرِها: أَحَدُهَا: (عِندَ تَغَيُّرِ الْفَمِ مِنْ أَزَمٍ)، قِيلَ: هُوَ سُكُوتٌ طَوِيلٌ، وَقِيلَ: تَرْكُ الْأَكْلِ، وَإِنَّمَا قَالَ (وَغَيْرِهِ) لِيَشْمَلَ تَغَيُّرَ الْفَمِ بِغَيْرِ أَزَمٍ، كَأَكْلِ ذِي رِيحٍ كَرِيهٍ مِنْ ثُومٍ وَبَصَلٍ وَغَيْرِهِمَا. (وَ) الثَّانِي (عِندَ الْقِيَامِ) أَيْ الِاسْتِيقَاظِ (مِنَ النَّوْمِ)، وَ الثَّالِثُ (عِندَ الْقِيَامِ إِلَى الصَّلَاةِ)، فَرْضًا أَوْ نَفْلًا، وَيَتَأَكَّدُ أَيْضًا فِي غَيْرِ الثَّلَاثَةِ الْمَذْكُورَةِ مِمَّا هُوَ مَذْكُورٌ فِي الْمُطَوَّلَاتِ، كَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ، وَاصْفِرَارِ الْأَسْنَانِ.
Artinya: Bersiwak itu lebih ditekankan (kesunahannya) pada tiga keadaan dibandingkan dengan keadaan lainnya:
1. Ketika terjadi perubahan bau mulut karena (azam). Dikatakan bahwa azam adalah diam yang lama. Dan ada pula yang mengatakan bahwa azam adalah meninggalkan makan. Adapun yang dimaksud (selain azam), agar mencakup juga perubahan bau mulut karena sebab lain selain azam, seperti karena makan sesuatu yang berbau tidak sedap seperti bawang putih, bawang merah, juga selain keduanya.
2. Ketika bangun dari tidur.
3. Ketika hendak melaksanakan salat, baik salat fardhu maupun salat sunnah. Kesunahan bersiwak juga semakin dianjurkan di luar tiga keadaan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab yang lebih panjang penjelasannya, seperti ketika akan membaca Al-Qur’an, dan ketika gigi mulai menguning.
Apa Manfaat Siwak?
🦷 Kesehatan Gigi dan Mulut:
Banyak penelitian modern membuktikan bahwa siwak memiliki zat antibakteri alami yang sangat baik untuk menjaga kebersihan mulut dan mencegah plak.
🕊️ Meneladani Sunnah Nabi:
Dengan siwak, kita menghidupkan sunnah yang mungkin banyak dilupakan orang lain.
🕌 Meningkatkan Kualitas Ibadah:
Mulut yang bersih bikin kamu lebih percaya diri saat shalat dan membaca Al-Qur’an.
Bagaimana Cara Menggunakan Siwak?
• Pilih siwak yang bersih dan masih segar.
• Kupas sedikit bagian ujungnya, lalu kunyah perlahan sampai serat-seratnya terbuka seperti sikat.
• Disunnahkan untuk niat sunnah siwakan
• Menggunakan (memegang) siwak dengan tangan kanan
• Memulai dari mulut bagian kanan
• Gunakan untuk menggosok gigi secara horizontal dan vertikal.
• Gunakan siwak secara lembut ke bagian langit-langit tenggorokan dan gigi-gigi geraham
• Setelah digunakan, cuci dan simpan siwak dengan baik.
Sebagai tambahan, jika kamu sedang puasa, boleh tetap bersiwak. Dengan catatan harus berhati-hati dan sebaiknya dihindari, karena ada sebagian ulama yang menghukumi makruh siwakan saat berpuasa.
Yuk Hidupkan Sunnah Ini Lagi!
Di zaman yang serba modern ini, kita tetap bisa mengamalkan sunnah Rasulullah ﷺ dengan cara yang sederhana, seperti bersiwak. Bukan cuma untuk kesehatan, tapi juga sebagai bukti cinta kita kepada Nabi dan upaya meraih ridha Allah. Jadi, siap bawa siwak ke tas kuliah atau saku jaket kamu mulai hari ini?
Kalau kamu punya pengalaman atau pertanyaan soal siwak, boleh banget share di kolom komentar. Siapa tahu jadi inspirasi buat teman-teman yang lain. 😊
Penulis: M Rufait Balya

Gabung dalam percakapan