Gimana Islam Bisa Merakyat? Ternyata Ini Kuncinya! | Perspektif Islam

Dakwah di Indonesia makin menyentuh hati lewat bahasa lokal. Pesan agama disampaikan dengan cara yang lebih dekat dan mengena.👇👇👇 #DakwahLokal


Ilustrasi seseorang muslim melihat dakwah 
melalui medsos. (Foto: iStock)


Perspektif Islam --- Indonesia adalah negara dengan ratusan bahasa daerah, dan Islam adalah agama mayoritas yang tersebar di seluruh nusantara. Namun, bagaimana dakwah Islam tetap efektif di tengah keragaman bahasa ini? Jawabannya adalah karena pendekatan lokal yang menyentuh hati, serta beberapa alasan berikut ini.


1. Bahasa Daerah Sebagai Jembatan Dakwah

Di Aceh, ustaz menyampaikan ceramah menggunakan bahasa Aceh untuk menyentuh komunitas lokal. Di Jawa, dakwah melalui tembang-tembang berbahasa Jawa membuat pesan agama lebih mudah diterima. Ini bukan sekadar strategi komunikasi, tapi juga cara menunjukkan bahwa Islam tidak asing, melainkan bagian dari budaya masyarakat setempat.


2. Dakwah di Dunia Digital: Bahasa Lokal Masih Eksis!

Di era media sosial, bahasa daerah tetap digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan Islam. YouTube dan TikTok penuh dengan konten dakwah berbahasa Bugis, Minang, hingga Sunda. Tak hanya menyebarkan pesan agama, ini juga membantu menjaga eksistensi bahasa lokal agar tidak punah.


3. Pesantren dan Pengajaran Bahasa Daerah

Banyak pesantren yang tetap menggunakan bahasa daerah dalam pengajaran agama. Santri diajarkan memahami tafsir Al-Qur’an dan hadits dalam bahasa lokal agar lebih mengena. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak datang untuk menghapus budaya lokal, melainkan memperkaya dan memperhalusnya.


4. Tantangan dan Peluang

Meski demikian, ada tantangan dalam menyelaraskan dakwah dengan bahasa lokal. Beberapa istilah keagamaan mungkin tidak memiliki padanan kata yang pas dalam bahasa daerah tertentu. Namun, justru di sinilah peluang untuk memperkaya kosa kata dan memperkenalkan konsep Islam dengan lebih mendalam.


5. Inspirasi Dakwah dari Masa Lalu

Jika kita lihat sejarah, para wali songo di Jawa sukses menyebarkan Islam melalui tembang dan wayang berbahasa Jawa. Metode serupa kini dihidupkan kembali, dengan memanfaatkan konten digital dan bahasa lokal yang lebih relevan bagi generasi muda.


Kesimpulannya, bahasa daerah bukanlah penghalang dalam dakwah Islam di Indonesia. Justru, ia adalah sarana efektif untuk menyentuh hati masyarakat dan membuat Islam semakin membumi. Ketika Islam berbicara dengan bahasa lokal, maka pesannya akan lebih mudah dipahami, diterima, dan diamalkan.

Penulis: M Rufait Balya