Hukum Cashback Online Shop menurut Perspektif Islam
Diskripsi Masalah :
Di era industri 4.0 ini, hampir semua kegiatan tidak terlepas dari dunia digital dan internet. Salah satu betuk kegiatan tersebut adalah jual beli online yang saat ini dapat kita temukan dengan adanya berbagai macam toko online. Salah satu fitur yang ditawarkan oleh toko online adalah fitur cashback.
Arti cashback toko online adalah program yang dikeluarkan oleh suatu online shop yang memberikan keuntungan, dimana pihak toko online akan memberikan pengembalian sejumlah uang apabila pihak pembeli melakukan pembelian barang di online shop tersebut dalam jumlah nominal tertentu (misalnya seharga total Rp 250.000), atau ketika membeli barang dalam jumlah tertentu (misalnya membeli 2 atau 3 barang sekaligus).
Promosi cashback online shop biasanya bukan berupa pengembalian uang tunai secara langsung, tetapi pihak toko online akan memberikan cashback untuk dipakai pada pembelanjaan berikutnya di online shop yang sama. Jadi, pembelian berikutnya akan mendapatkan potongan sekian persen sesuai dengan cashback yang didapat, tergantung ketentuan yang dibuat pihak toko online.
Cara ini sangat menguntungkan baik untuk konsumen maupun pihak tokok online. Dari sisi konsumen bisa menghemat untuk pembelian berikutnya, sedangkan dari pihak online shop hal ini bisa membentuk consumer loyalty untuk toko online mereka. Karena konsumen sudah pasti akan kembali lagi berbelanja di online shop mereka karena untuk transaksi berikutnya akan mendapat potongan harga.
Cara kerja :
Dalam cashback, kalau konsumen misalnya membeli ponsel seharga 3 juta rupiah, dan persentase cashbacknya 10 persen dari harga pembelian, maka komsumen akan mendapatkan cashback 300 ribu rupiah. Tetapi konsumen tetap harus membayar penuh 3 juta rupiah.
Pertanyaan :
a. Termasuk akad apakah transaksi tersebut dan bagaimana hukumnya?
b. Apa status cashback dalam deskripsi, menurut tinjauan fikih?
Jawaban :
a. Termasuk transaksi jual beli ghoib (produk belum dilihat oleh salah satu muta'aqidain/pembeli & penjual) dengan janji akan memberikan hadiah. Dan hukumnya menurut qoul adhar tidak sah dan menurut lawan dari qoul adhar mengatakan sah
b. (Idem)
Maraji'/refrensi :
السراج الوهاج (ج ١/ص ١٧٥)
إنه لا يصح بيع الغائب وهو ما لم يره العاقدان أو أحدهما والثاني وهو مقابل الأظهر يصح ويثبت الخيار عند الرؤية ولا خيار لبائع وينفذ قبل الرؤية الفسخ دون الاجارة
بغية المسترشدين (ج ١/ص ٢٥٧)
مسألة : ب : لا يصح بيع غائب لم يره المتعاقدان أو أحدهم كبيع حصته في مشترك لم يعلم كم هو، فطريقة أن يبيعه الكل، أي إن كان معلوما بكل الثمن فيصح في حصته بحصتها من الثمن، وطريق تمليك المجهول المناذرة ونحوها، وفي قول يصح بيع المجهول، وبه قال الأئمة الثلاثة، وحيث قلنا بالبطلان فالمقبوض به كالمغصوب، ولما يخفى ما يترتب عليه من التفريع والحرج، فالأولى بالعالم إذا أتاه العوام في مثل ذلك أن يشد النكير فيما أقبل ويرشدهم إلى التقليد في الماضي، إذا العاميّ لا مذهب له ، بل إذا وافق قولا صحيحا صحت عبادته ومعاملته، وإن لم يعلم عين قائله كما مر في المقدمة، بل هو المتعين في هذا الزمان كما لا يخفى اهى قلت : وقوله فطريقة أن يبيعه الخ اعتمد صحة ذلك في الإمداد و (م ر) وابن زياد تبعا للقفال والروياني، وخالفهم في التحفة وابن مخرمة قالا لعدم العلم بالحصة حينئذ
(Hasil Keputusan Bahtsul Masa'il FMPP se-Jawa Madura XXXV di Pondok Pesantren Al-Mubaarok Manggisan Wonosobo) 09-10 Oktober 2019M/10-11 Shofar 1441H

Gabung dalam percakapan