(NGABUBUREAD VIII) Kapankah Qunut Dalam Shalat Witir Dilakukan Ketika Bulan Ramadhan
Kerap terjadi perbedaan pendapat tentang pelaksanaan qunut dalam shalat witir pada bulan Ramadhan, apakah di malam ke-15 ataukah di malam ke-16? Dan apakah melakukan doa qunut dalam shalat witir itu dibenarkan? Dan bagaimana menurut pendapat para ulama perihal tersebut?
Mari kita ulas satu persatu secara rinici dan jelas. Dan jawaban yang akan kita ulas ini kami ambil dari penjelasan guru kami, Ust. Yusuf Suharto (Tim Aswaja Center PWNU Jawa Timur sekaligus Dosen Ma'had Aly Denanyar Jombang). (Dilansir dari Tebuireng.online)
Beliau menjelaskan bahwasannya sudah menjadi suatu kebiasaan di pertengahan akhir Ramadhan, umat islam, khususnya warga Nahdliyin melaksanakan amalan doa qunut dalam i'tidal rakaat terakhir shalat witir. Namun, ada yang meragukan validitas dalil dari amalan tersebut. Untuk itu, berikut alasan kami mengenai dalil doa qunut dalam shalat witir di hari ke-15 Ramadhan (malam 16 Ramadhan/separuh kedua yang akhir):
Atsar Hasan yang diriwayatkan Imam Abu Dawud:
أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقي من رمضان. رواه أبو داود
"Bahwasannya Umar ibn Khattab berinisiatif memgumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka'ab, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadhan hingga seterusnya)." (HR. Abu Dawud)
Al-Imam Al-Baihaqi di dalam kitabnya Ma'rifatus Sunani wal Atsar dan as-Sunanul Kubro pada "Bab Man Qaala Laa Yaqnut fil Witri Ilaa Fin Nishfil Akhiri Min Ramadhan (Bab komentar orang-orang yang tidak berqunut kecuali pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan) menyebutkan beberapa riwayat, di antaranya Al Imam as-Syafi'i ra. berkata:
قال الشافعي : ويقنتون في الوتر في النصف الآخر من رمضان، وكذلك كان يفعل ابن عمر، ومعاذ القاري
"Mereka berqunut di dalam witir pada pertengahan akhir bulan Ramadhan, seperti itulah yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu'adz al-Qori."
عن نافع، أن ابن عمر كان لا يقنت في الوتر إلا في النصف من رمضان
"Dari Nafi' : Bahwa Ibnu Umar tidak berqunut di dalam shalat witir, kecuali pada pertengahan dari bulan Ramadhan (pertengahan akhir)."
أن عمر بن الخطاب (جمع الناس على أبي بن كعب، فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت بهم إلا في النصف الباقي). فإذا كانت العشر الأواخر تخلف فصلي في بيته، فكانوا يقولون: أبق أبي
"Sesungguhnya Umar bin Khattab mengumpulkan jama'ah shalat tarawih pada Ubay bin Ka'ab, mereka shalat selama 20 malam, dan mereka tidak berqunut kecuali pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan. Ketika masum pada 10 yang akhir Ubay memisahkan diri shalat dirumahnya, maka mereka mengira dengan mengatakan: Ubay telah bosan."
عن محمد هو ابن سيرين، عن بعض أصحابه أنَّ أبيّ بن كعب أمهم، يعني في رمضان، وكان يَقْنُتُ في النّصف الأخير من رمضان
"Dari Muhammad bin Sirrin, dari sebagian sahabatnya, bahwa Ubay bin Ka'ab mengimami mereka, yakni pada bulan Ramadhan, ia berqunut pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan."
Ahli hadits al-Hafidz al-Baihaqi menjelaskan riwayat qunut dalam witir setelah separuh kedua bulan Ramadhan dalam kitabnya as-Sunan al-Kubro 2/498, baik yang diriwayatkan dari sahabat maupun tabi'in:
1. Dari Ubay bin Ka'ab (sahabat)
عن محمد هو ابن سيرين عن بغض أصحابه أنّ أُبيّ بن كعب أمهم يعني في رمضان وكان يَقْنُتُ في النصف الاخير من رمضان
"Dari Muhammad, yaitu Ibnu Sirin, dari sebagian sahabtnya, sesungguhnya Ubay bin Ka'ab menjadi imam mereka yakni pada bulan Ramadhan dan dia berqunut pada separuh terakhir bulan Ramadhan."
2. Dari Abdullah bin Umar (sahabat)
عن نافع أنّ ابن عمر كان لا يقنت في الوتر الا في النصف من رمضان
"Dari Nafi', sesungguhnya Ibnu Umar tidak berqunut pada shalat witir kecuali pada separuh terakhir dari bulan Ramadhan."
3. Ibnu Sirin (tabi'in)
عن ابن مسكين قال : كان ابن سيرين يكرَهُ القنوتَ في الوتر الا في النصف الاواخر من رمضان
"Dari Ibnu Miskin, dia berkata, Ibnu Sirin memakruhkan (membenci) berqunut pada shalat witir kecuali pada separuh yerakhir dari bulan Ramadhan."
Berdasarkan riwayat-riwayat di atas banyak madzab yang menjadikannya sebagai dalil melakukan doa qunut saat witir Ramadhan separuh kedua. Misalnya Madzab Syafi'i:
فصلٌ في القنوت وهو مستحبٌ بعد الرَّفع من الركوع في الركعة الثانية من الصبح وكذلك الركعة الاخيرة من الوتر في النصف الاخير من شهر رمضان
"(Fasal tentang qunut). Qunut disunnahkan setelah bangkit dari ruku' pada rakaat kedua dari shalat shubuh, begitula pada rakaat terakhir dari shalat witir pada separuh terakhir dari bulan Ramadhan." (Raudlah al-Thalibin 1/93)
Begitu pula Madzab Maliki:
ولا يقنتُ فيه إلا في النصف الاخير من رمضان، روي ذلك عن علي وأبي وهو قول مالك والشافعي إختاره الاثرم لما روي أنّ عمر جمع الناس على أبيّ بن كعب فكان يُصلي بهم عشرين ولا يقنت الا في النصف الثاني، رواه أبو داود
"Dan tidak disunnahkan berqunut pada witir kecuali pada separuh terakhir dari Ramadhan. Riwayat tersebut dari Ali dan Ubay, itulah pendapat Imam Malik dan Imam Syafi'i yang dipilih oleh Imam Atsram karena berdasarkan riwayat sesungguhnya Umar mengumpulkan umat islam sebanyak dua puluh rakaat dan tidak berqunut kecuali pada separuh kedua. Hadits riwayat Abu Dawud." (Syarh al-Kabir li Ibni Qudamah 1/719)
Dari dalil-dalil dan pendapat para ulama dapat kita pahami bahwasannya pengerjaan (melakukan) qunut pada shalat witir di bulan Ramadhan hukumnya diperbolehkan. Dan waktu mulai mengerjakan qunutnya pada malam separuh terakhir bulan Ramadhan (yakni pada malam ke 16 bulan Ramadhan) di kerjakannya pada rakaat witir terakhir setelah bangun dari rukuk.
Editor : Balya Robert

Gabung dalam percakapan