Sosok Sederhana Mbah KH. Bisri Syansuri

 





Sosok Mbah Bisri 

dalam Untaian Lirik Syi'ir


ياربّ بالمصطفى بَلِّغ مَقاصِدَناَ ● وَاغْفِرْلنا مامضى ياواسِعَ الكرَمِ

تَباَرَكَ الله الذي فَضَّلَ دَيْنانْيارْ ● بِظُهُورِ مَعْهَدِ منبَعِ الْمعارفِ

لقد أسسه شيخنا بصري شنْشوري ● فَقِّيهُ النهضيين يَغْفِرُ لَهُ الكافي

فَأعْظِم بِشَيخِنا مِن بِحار العُلومِ ● يَفُوقُ تَواضُعُهُ من وَصفِ الواصِفِ

بِكَونِهِ رَئيساً عامًّا لِنَهضَتِنا ● حَذا حًذوهُ حُطاهُ آلافُ الْآلافِ

فَيَا ذا العلا فَأَكْرِمْنا بِكَرامَتِهِ ● بِهِ احْشُرنا وأهْلنا معَ باقي السَّلَفِ


Syiir diatas ini digubah/dikarang oleh Prof. Dr. Imam Taufiq (Rektor UIN Walisongo Semarang). Beliau merupakan alumni Pondok Denanyar mulai sejak MI sampai Mts, dan syiir ini beliau baca ditengah-tengah sambutan beliau pada acara Haul KH. Bisri Syansuri ke-44. 

Beliau mengatakan bahwasannya "Saya menyusun nadzom ini sebagai penghormatan dan kekaguman kepada KH. Bisri Syansuri."

Dan nadhom ini berisi lima bait, yang mengulas tentang keluhuran sosok KH. Bisri Syansuri sebagai ulama ahli fikih yang konsisten mengamalkan ilmunya, pemimpin umat yang ikut mendirikan jamiyyah Nahdlatul Ulama', dan juga sosok ulama yang ikut andil dalam pendirian bagsa Indonesia.


Kesederhanaan Mbah Bisri Syansuri

Dikutip dari cerita KH. Abdussalam Shokhib (Pengasuh Pondok Mamba'ul Ma'arif Denanyar/Cucu Mbah Bisri Syansuri) saat pengajian alumni di Madura, bahwasannya dulu waktu Mbah KH. Bisri Syansuri menunaikkan ibdah haji sempat membuat heran dan kagum Buya Hamka, mengapa?

Karena, pada waktu itu Mbah Bisri saat berhaji tidak ada yang mengawal atau paling tidak ada yang menderekkan (melayani/pengabdi) padahal waktu itu Mbah Bisri menjabat sebagai Rais Aam PBNU (pimpinan tertinggi dalam NU). Dari situ bisa dilihat sosok Mbah Bisri yang sangat sederhana yang tidak memerlukan pengawalan dan tidak terlalu suka untuk merepotkan orang lain.


Ketawadlu'an Mbah Bisri Yang Mungkin Tak Terbayangkan Dibenak Orang Lain

Dan juga diceritakan dari KH. Abdussalam Shokhib, bahwasannya dulu ketika Mbah Bisri sedang sakit, yang beliau ini hanya berbaring ditempat tidur dalam beberapa hari tiba-tiba dikunjungi oleh Keponakan KH. M. Hasyim As'ary yang tak lain adalah guru beliau. Padahal yang datang ini masih keponakannya Mbah Hasyim bukan Mbah Hasyimnya sendiri. Akan tetapi Mbah Bisri melihatnya bukan dari usianya ataupun pangkatnya tapi beliau melihatnya bahwa ini keponakn guru saya, yang juga harus saya kagumi dan takdzimi.

Lantas beliau meminta kepada seorang santri untuk mengambilkan pakain yang bagus sekaligus meminta tolong untuk memaikan bajunya dan meminta untuk didudukkan (tidak dalam kondisi berbaring) guna sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga dari gurunya tersebut.

Mungkin ini sekelumit kisah tentang Mbah Bisri, dan semoga dari kisah ini kita dapat meneladani sosok Mbah Kiai Bisri yang dalat kita terapkan dikehidupan kita sehari-hari. 


(al-Faqir Balya Robert/Mahasantri Ma'had Aly Denanyar)