Isra' Mi'raj; Perjalanan Multiverse oleh Rasulullah SAW (Part 2)
Apa Itu Isra' Mi'raj ?
Sebelum kita melanjutkan pembahasan dari part 1, tentang hubungan antara Isra Mi'raj dan teori multiverse alangkah baiknya kita mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan Isra' Mi'raj itu sendiri.
Jadi, menurut bahasa (etimologi) Isra' adalah perjalanan malam, sedangkan Mi'raj adalah naik ke atas dengan tangga. Yang dimaksud Isra' secara istilah/syara' (testimologi) adalah diperjalankannya Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT di malam hari dari Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsa (Palestina), sedangkan Mi'raj sendiri dinaikannya Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT ke Sidratul Muntaha ( suatu tempat ghaib yang tidak terjangkau oleh panca indra yang melewati langit ketujuh). Dewa Isra Mi'raj ini telah dijelaskan oleh Allah dalam Alquran Surat Al Isra ayat pertama;
سُبْحَناَ الَّذي أسرى بِعَبْدِهِ لَيلاً مِّنَ المسجِدِ الحَرامِ إلى المَسْجِدِ الأقْصَى الَّذي بارَكْنا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيتِنا إنَّهُ هُوَ السَّميعُ البَصِيرُ
Artinya "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-NYA pada suatu malam dari Masjidil haram ke Masjidil Aqso yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perhatikan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS al-Isra' [17 : 1])
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasanya Isra Mi'raj itu adalah di perjalanannya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam oleh Allah. Dalam perjalanan tersebut Allah menunjukkan kepada Nabi Muhammad kebesaran-kebesaranNYA, seperti halnya rahasia-rahasia yang ada di luar angkasa dan yang ada di alam ghaib. Disertai juga pengalaman-pengalaman pribadi maupun rohani berjumpa dengan nabi-nabi terdahulu di setiap langit yang dilewati oleh Nabi Muhammad seperti, Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Idris, Nabi Yahya dan Nabi Isa.
Bingkai Historiografi Isra Mi'raj
Peristiwa Isra Mi'raj ini menjadi Peristiwa yang fenomenal dalam sejarah peradaban manusia maupun dalam ajaran agama Islam. Karena Kejadian ini sangatlah istimewa, Bagaimana tidak istimewa perjalanan yang dilakukan dengan jarak yang begitu jauh hanya dilakukan dengan waktu semalam saja. Dan masih banyak peristiwa-peristiwa di luar nalar yang akan kami paparkan di bawah.
Pertama, peristiwa Isra Mi'raj ini terjadi pada tahun 10 kenabian yakni setelah wafatnya Siti Khodijah dan sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Dan sebelum Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanannya ada tiga malaikat yakni Malaikat Jibril, Mikail, dan satu malaikat yang membawa air zam-zam. Ketiganya ini akan melakukan operasi pada Rasulullah yang akan mengambil hati Rasulullah dan membasuhnya dengan air zam-zam. Sedangkan menurut penjelasan dari guru saya (Romo KH. Ali Khidril), bahwasannya peristiwa ini bukan tentang pembersihan hati Rasulullah, mana mungkin hati Rasulullah itu kotor sehingga perlu dibersihkan. Yang tepat adalah air zam-zam ini mengambil keberkahan dari Rasulullah dengan bersentuhan langsung pada hatinya Rasulullah.
Kedua, Nabi Muhammad selama peritiwa ini ditemani (tour guide) oleh Malaikat Jibri dengan menaiki Buraq. Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwasanya Buroq ini memiliki tubuh seperti kuda yang berwarna putih yang besarnya itu lebih kecil daripada kuda dan lebih besar daripada keledai. Yang ketika dia berjalan menanjak kedua kaki belakangnya akan memanjang dan ketika dia berjalan menurun kedua kaki depannya akan memanjang jadi Rasulullah waktu menaiki Buroq ini seolah-olah dalam keadaan yang datar atau rata.
Ketiga, ulama berbeda pendapat terkait nabi melakukan Isra Mi'raj ini apakah dengan jasad saja atau dengan ruhnya saja atau dengan kedua-duanya. Akan tetapi menurut pendapat yang kuat di kalangan ulama Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Kanjeng Nabi melakukan Isra & Mi'raj ini dengan jasad dan ruhnya. Dan ada yang mengatakan (riwayat dari Sayyidah Aisyah) beliau Mi'raj ini dengan ruhnya saja. Seperti yang dijelaskan oleh Syekh asy-Syaukani dalm kitab Fathul Qodirnya;
والّذي دلت عليه الأحاديث الصحيحة الكثيرة هو ما ذهب اليه معظم السلف والخلف من أن الإسراء بجسده وروحه يقظة
Artinya "Adapun yang ditunjukkan oleh sejumlah hadis sahih itulah pendapat yang diambil mayoritas ulama salaf dan khalaf bahwa isranya Nabi Muhammad itu dengan jasad dan rohnya dalam keadaan terjaga (tidak dalam keadaan tidur atau bermimpi)."
Keempat, ketika Nabi SAW diberi tiga minuman yang berbeda (susu, khamr, dan madu) setelah melaksanakan shalat di Masjidil Aqso, nabi Muhammad memilih meminum susu.
Menurut Syekh al-Buthy, ini adalah pertanda bahwa agama Islam adalah agama fitrah. Maksudnya akidah dan hukum islam yang ada sesuai dengan fitrah manusia. Dan tidak ada satupun dari Islam yang bertentangan dengan tabiat asli manusia.
Kelima, Nabi Muhammad bertemu dengan nabi-nabi terdahulu, dalam pertemuan itu nabi mengalami perjalanan intelektual karena ada perdebatan ilmu yang dilakukan Nabi Muhammad dengan nabi-nabi terdahulu. Tidak hanya itu saja Nabi Muhammad SAW juga bertemu dengan Allah secara mutlak (mata telanjang) dan dengan sanubarinya.
Keenam, pertemuan beliau dengan Allah SWT mengasilkan suatu perintah yakni syariat sholat lima waktu yang mulanya adalah 50 waktu. Akan tetapi menurut guru saya (KH. Ali Khidlir) bahwasannya shalat yang mulanya 50 waktu menjadi 5 waktu ini fadilahnya tetap sama, jadi yang kita kerjakan cuma 5 waktu tapi mendapat fadhilah atau pahala seperti melakukan sholat 50 waktu, dan ini menjadi isyarat enaknya/mudahnya menjadi umatnya Nabi Muhammad SAW.
Ketujuh, Abu Bakar mendapat gelar 'ash-shiddiq' keesokan hari setelah peristiwa Isra Mi'raj. Nabi mengabaekannya kepada penduduk Makkah. Alih-alih oenduduk Mekkah percaya dengan kabar yang dibawa Nabi, justru banyak dari mereka yang mengingkari dan mengejek Nabi. Saat itulah tampil Sayyidina Abu Bakar sebagai sahabat nabi yang membenarkan seluruh pendapat dan apa yang disampaikan Nabi.
Bukti-Bukti (Dasar Hukum) dari Peristiwa Isra Mi'raj
1. Bersumber dari nash al-Quran (QS : al-Isra [17 : 1]) dan dari hadits dengan jalur periwayatan lebih dari 20 sahabat (riwayat mutawattir dan dilalahnya qat'iy al-tsubut)
2. Walaupun kejadi Isra' Mi'raj ini diluar batas nalar manusia, tetapi muncul dari seorang Nabi tentunya bukan khayalan atau kebohongan belaka. Karena syarat atau sifat yang wajib ada pada diri nabi adalah siddiq (jujur).
3. Nabi mampu menjawab secara detail pertanyaan-pertanyaan (tes intelektual) dari kafir-kafir Quraisy tentang kondisi fisik bangunan Masjidil Aqso, seaakan-akan beliau melihat langsung Masjidil Aqso tersebut.
4. Fakta adanya tiga kafilah dagang Quraisy, kafilah pertama kehilangan unta di daerah ar-Rauha. Kafilah kedua mempunya unta berwarna merah yang membawa dua karung hitam dan putih, ketika di dekati Nabi unta tersebut membantingkan dirinya sendiri hingga mengalami cedera. Kafilah ketiga memiliki unta abu-abu yang memanggul dua karung hitam. Dan menurut Nabi akan sampai dikota Makkah pada hari Rabu. (Sumber : Hasyiyah Dardir Mi'raj, Muqoddimah Ibn Kaldun, dan Nurul ad-Dzolam)
Dari bukti-bukti diatas menunjukkan benar adanya dan benar terjadi peristiwa Isra dan Mi'raj. Menurut penuturan KH. Bahauddin Nur Salim (Gus Baha') dalam sebuah pengajiannya, mengatakan bahwasannya orang yang tidak percaya dengan Isra' maka hukumnya kafir karena ini sudah ada dalam nash al-Qur'an, sedangakan percaya atau tidak dengan adanya Mi'raj ulama masih berbeda pendaoat, karena iatilah Isra' dan Mi'raj ini dua istilah yang berbeda.
Jadi, dari pemaparan dan penjelasan yang menurut kami singkat dan mungkin masih banyak kurangnya ini. Dapat disimpulkan bahwasanya dalam peristiwa Isra wal Mi'raj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ini merupakan peristiwa multiverse zaman dahulu yang sangat fenomenal dari suatu peradaban manusia, karena mampu menembus semesta lain (langit ketujuh) hingga sampai menembus ruang dan waktu, dan seolah-olah dapat memutar waktu kembali ke zaman dahulu hingga bisa bertemu dengan Nabi-nabi terdahulu.
Perlu diingat, kejadian semacam ini tidak bisa dijelaskan secara akal ataupun sains, karena ini merupakan kejadian dalam agama yang harus diimani dan diyakini yang tidak oerlu dibantah atau mencari dalil-dalil aqli ataupun sainsnya. Mungkin itu dari kami, semoga dapat menambah wawasan kita dan semoga dapat menambahkan kecintaan kita kepada agama islam dan ķecintaan kepada Rasulullah SAW.
(al-Faqir Balya Robert/Mahasiswa Ma'had Aly Denanyar Jombang)

Gabung dalam percakapan