Ngakunya NU Tapi Gak NU
Menurut KH. Ma'ruf Amin pada saat penutupan MUNAS & KONBES NU 2019,kemarin. Sekarang itu banyak yang mengaku NU, akidah ya ikut NU (Aswaja), amaliyahnya juga sama dengan NU, fiqroh (pemikirannya) Sejalan dengan NU, akan tetapi harokahnya (semangatnya) sangat beda jauh dengan NU.
Yang katanya Nahdlotul Ulama dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar kurang keras kurang bergairah, padahal NU bersikap santun dan bijak tidak main langsung hajar sana hajar sini.
Karena dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar juga meninjau dari dampak setelahnya dan kaifiyah (tata cara yang benar). Misalnya, kita mau menutup tempat prostitusi atau tempat perjudian akan tetapi tanpa melibatkan aparat sipil, kita sendirian atau dengan sekelompok kita, dengan cara membubarkannya secara paksa.
Kalau nanti jadinya setelah menegakkan amar ma'ruf akan timbul perkara yang lebih berbahaya (bisa menyebabkan pertikaian) maka kita tidak boleh beramar ma'ruf dengan cara itu. Karena banyak caranya yang pertama dengan tangan (tindakan), kedua lisan (diingatkan) dan yang terakhir dengan kita mendoakan.
Karena di kitab qoidah fiqih kita tidak boleh mengambil madlorot yang lebih besar, harus mencari madlorot (kerugian) yang lebih kecil atau ringan.
Yang akhirnya banyak warga NU yang merasa kurang NU, dan banyak warga NU yang harokahnya ikut kepada HTI, misalnya. Lalu membenturkan antara jamiyyah dan jama'ah dengan warga nahdliyin dan pengurus pusat, seolah - olah pengurus pusat telah melenceng dari ajaran Mbah Hasyim, seperti masalah Munas kemarin yang banyak diplintir oleh warga NU sendiri. Naudzubillah min dzalik
Semoga kita selalu istiqomah untuk ikut Nahdlotul Ulama sampai akhir hayat, dan jangan sampai kita terprovokasi dan ikut larut dalam zaman fitnah seperti ini.
(21/03/19) Balya Robert

1 komentar